6/6/10

Menjaga Pandangan

Alhamdulillah, bersyukur kepada hadrat Ilahi, berkesempatan juga untuk kita melihat pada akhlak muslim yang kedua iaitu.. menjaga pandangan. Pada entri kali ini saya temui satu artikel yg mengandungi hujah yang agak menarik serta padat mengenai permasalahan ini.. mari renung2 kan..

Imam Ibnul Qayyim menyebutkan empat macam pintu masuknya syetan untuk menjerumuskan manusia. Empat pintu tersebut adalah; lahazhat (pandangan mata), khatharat (angan-angan), lafzhat (ucapan lisan), dan khuthuwat (langkah kaki). Beliau rahimahullah telah menjelaskan betapa bahayanya jika kita meremeh kan dan tidak waspada terhadap empat hal ini. Selain itu, beliau juga menjelaskan bagaimana cara untuk menjaga diri darinya agar seseorang selamat dari tipu daya dan gangguan syetan.

Di antaranya beliau mengatakan, "Karena sumber kemaksiatan itu dimulai dari pandangan, maka Allah subhanahu wata’ala mendahulukan perintah menundukkan pandangan daripada perintah menjaga kemaluan. Karena berbagai kejadian buruk itu dimulai dari padangan, sebagaimana api yang besar berasal dari percikan yang kecil. Maka dimulai dari pandangan, lalu menjadi angan-angan, lalu langkah kaki dan terakhir melakukan dosa. Berikut ini penjelasan ringkas tentang empat hal di atas, semoga bermanfaat.

Lahazhat (Pandangan Mata)

Yang dimaksudkan lahazhat adalah mengikuti hawa nafsu dan memberi kebebasan kepadanya. Padahal menjaganya adalah pangkal terjaganya kemaluan. Maka siapa yang dengan bebas melemparkan pandangan dan mengikuti hawa nafsunya, berarti dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran.

Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam telah mengingatkan kita, sebagaimana sabdanya,
"Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan berikutnya, karena untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya bukan untukmu." (HR. Ahmad)

Beliau juga melarang duduk-duduk di pinggir jalan. Maka para shahabat bertanya, "Bagaimana jika kondisi mengharuskan untuk itu (duduk di pinggir jalan)?” Maka beliau menjawab, "Jika engkau memang harus melakukan itu, maka berikanlah hak jalan." Para shahabat bertanya, "Apakah hak jalan itu?” Beliau menjawab, "Menahan pandangan, tidak mengganggu orang dan menjawab salam." (Muttafaq 'alaih)

Pandangan adalah sumber berbagai bencana yang banyak menimpa manusia, karena pandangan akan melahirkan angan-angan, lalu angan-angan melahirkan pemikiran, pemikiran melahirkan syahwat, dan syahwat memunculkan keinginan, lalu keinginan itu makin menguat hingga menjadi azam (tekad), akhirnya terjadilah perbuatan, jika tidak ada yang menghalangi. Maka dikatakan bahwa bersabar untuk menahan pandangan lebih ringan dibanding bersabar menahan derita setelahnya.

Pandangan seperti anak panah yang meluncur terus dan tidak akan sampai pada sasaran sebelum orang yang memandang menyediakan tempat untuknya di dalam hati. Kemudian setelah itu pandangan tersebut menggoreskan luka dalam hati, lalu disusul lagi dengan luka yang lain sebagai tambahan atas luka yang sebelumnya. Akhirnya pedihnya luka pun tak dapat terhindarkan lagi karena pandangan yang terulang terus menerus tiada henti.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...